Kamis, 18 Agustus 2016

MERDEKA (untuk siapa)




Merdeka!!
Merdeka!!
Merdeka!!

Setiap tahun, setiap tanggal 17 Agustus kata-kata itu selalu diteriakkan.Tapi apa sebenarnya makna merdeka itu? Apakah hanya perayaan dan uforia? Apakah lomba balap karung?


Bung Ono Kartono (PC SPKEP SPSI Kab/Kota Bekasi) pernah mengatakan ‘’jika emas kita sudah di ambil oleh Amerika, minyak kita sudah di ambil Kanada dan tanah kita sudah di kuasai China, baru kita sadar bahwa kita adalah negara miskin.

Dimanakah peranan pemerintah? Sudahkah pemerintah negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia? Pada kenyataannya justru pemerintah menjadi aktor yang membuka pintu seluas-luasnya kepada negara terbuka atas nama globalisasi, menggelar karpet merah bagi kepentingan para investor untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia.

Tidak tuntasnya Reformasi 98 justru melahirkan permasalahan baru dengan di amandemennya UUD 1945 hingga empat kali amandemen, serta hilangnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang notabene pancasila adalah ideologi dan falsafah bangsa Indonesia. Pancasila dan UUD 1945 telah digantikan oleh Demokrasi dan HAM yang didengungkan oleh Amerika dan zionis. Demokrasi dan HAM hanyalah akal-akalan Amerika untuk menjajah Indonesia melalui politik dan ekonomi, Amerika kehilangan Vietnam bukanlah suatu kerugian, tapi mendapatkan Indonesia adalah keuntungan yang sangat besar.

Lihatlah hari ini dimana yang namanya demokrasi berkuasa, pancasila hanyalah simbol dan dijadikan alat untuk menciptakan lahan korupsi dan kerajaan-kerajaan baru di daerah melalui otonomi daerah.

Ketuhanan yang maha esa telah tergantikan dengan Uang yang berkuasa (sekuler/materialism)

Kemanusiaan yang adil dan beradab. Masihkah beradab? Lihatlah keributan-keributan yang dipertontonkan elit politik di senayan, tawuran antar warga, tawuran mahasiswa, tawuran pelajar, anak tidak lagi hormat kepada orangtua, guru dijadikan terpidana hingga tontonan yang tidak mendidik yang disiarkan oleh televisi. Budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia begitu mudahnya masuk tanpa adanya proteksi (HAM)

Persatuan Indonesia telah tergantikan dengan persatuan kelompok dan partai politik (otonomi daerah)
Kerakyatan yang dipimpin oleh khikmad, kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan telah tergantikan oleh suara terbanyak, orang yang mempunyai banyak uang mampu membeli suara sehingga orang miskin walaupun pintar tidak punya kesempatan untuk menjadi pemimpin (Demokrasi)

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia telah tergantikan oleh kepentingan kelompok dan golongan.

Masikah kita merdeka? Merdeka untuk siapa?

Masuknya china melalui perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan China dalam kerangka perjanjian bebas ASEAN dengan China (ACFTA) selama 5 tahun terakhir, Indonesia selalu mengalami deficit perdagangan. Dalam pertemuan tingkat tinggi Kedua Indonesia - China untuk membahas kerjasama Ekonomi juga dibahas isu mengenai industri dan investasi , diantaranya termasuk isu izin tinggal bagi tenaga kerja asing, kawasan industri terpadu, pembebasan tanah untuk pembangunan infrastruktur serta kerjasama dalam bidang energi, pertanian dan perikanan serta keuangan merupakan skema lain yang akan membuat Indonesia akan mengalami keterpurukan lebih dalam.

Dengan semua kondisi diatas, masihkah kita merasa merdeka?
Masihkah kita berdiam diri?

Kekuatan terbesar di Indonesia saat ini adalah gerakan mahasiswa, pemuda dan buruh. Dimanakah mahasiswa? Dimanakah pemuda? Dimanakah buruh?

Bayangkan berapa besar kekuatan jika tiga unsur itu disatukan, bukan hanya sistem Negara yang bisa dirubah bahkan duniapun bisa dirubah jika bersatu. Perubahan tidak akan turun dari langit jika kita hanya berdiam diri.

Mari satukan kekuatan untuk Indonesia yg lebih baik!!

“Jika hari ini begitu sulit bagi kita untuk menemukan alasan mengapa kita harus bergerak, maka sesungguhnya mencari alasan untuk tetap berdiam diri tentu akan jauh lebih sulit. Karena, selama bumi pertiwi ini masih menangis, selama itu pula bergerak adalah satu-satunya pilihan” (AF)


Dirgahayu Republik Indonesia ke-71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak Akan Kami Biarkan Kalian Sendiri

Cikarang 26 maret 2019 Perjuangan memang akan terasa berat dan memakan waktu yang panjang, akan tetapi jika dilaksanakan secara bers...